Lebong, Kabarindonesia.co
Terdapat pergeseran menarik dari perspektif kerangka kesadaran kritis politik perempuan di Kabupaten Lebong pada pemilihan umum (pemilu 2024).
Berdasar atas data yang didapat dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lebong pada tingkatan partisipasi di ruang publik pada pemilu 2024, lebih dari 43% perempuan muda masuk menjadi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Selama ini KPPS di Bengkulu lebih didominasi laki-laki dan partisipasi perempuan dalam KPPS masih dibawah 35%.
Menurut Komisioner KPU Kabupaten Lebong untuk Divisi Sosialisasi, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM), Devi Herianti, dari 2.443 orang KPPS di Kabupaten Lebong dari 12 kecamatan yang ada, KPPS perempuan di Kecamatan Lebong Selatan termasuk cukup tinggi mencapai 49%, lalu Kecamatan Lebong Atas di angka 47%, dan Kecamatan Lebong Sakti 47%.
“Peningkatan partisipasi perempuan dan anak muda dalam pemilu 2024 merupakan hasil dari proses pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) yang dilakukan KPU tingkat kecamatan,” kata Devi.
Disampaikan oleh Devi, ada beragam alasan para perempuan dan laki-laki muda ikut di KPPS. Ada yang memang ingin mencapai dan menambah pengalaman baru. Beberapa ada karena keterpanggilan, padahal mereka menyadari bekerja sebagai KPPS bisa sampai larut malam dan dengan beberapa risiko, dan ada juga yang memang mencari uang tambahan lewat menjadi petugas KPPS.
“Sebagai sesama perempuan saya merasa bangga ada peningkatan partisipasi perempuan sebagai KPPS,” kata Devi.
Menurutnya, keberanian masuk di ranah publik dan bersinggungan dengan pemilu itu membutuhkan energi dan jaringan kerja yang baik. Akses untuk masuk pada ranah publik ini bukan hanya mandat kuota 30%, tapi lebih jauh pemilu ini tempat para perempuan muda belajar mengenal tahapan, proses, dan perilaku partai politik (parpol) peserta pemilu dan masyarakat pemilih.
“Lebih penting dalam bekerja sama perempuan saling memperkuat sesama perempuan dalam tim kerja,” lanjut Devi.
Keterwakilan para pemuda di pemilu 2024 juga berangkat dari pengalaman pemilu 2019 lalu yang banyak menelan korban jiwa akibat kelelahan.
Walaupun dalam pemilu ini tetap ada pelayanan dan jaminan kesehatan yang dipersiapkan dengan dinas kesehatan setempat, para Komisioner KPU juga tetap berpesan pada para pemuda petugas KPPS untuk menjaga integritas dan profesionalitas sehingga pemilu dan akses penyampaian hak suara semakin baik dan cepat.
“Bersama teman-teman muda diharapkan proses perhitungan dengan aplikasi Sirekap dengan teknologi akan lebih mudah dipahami dan dijalankan. Mereka semua merupakan aset KPU dan pemerintah daerah dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan berat pada pemilu 2024 pemilu, kemungkinan juga pilpres putaran dua, dan pilkada dalam beberapa bulan ke depan,” kata Devi.
N. Sastro