Oleh Nafian Faiz (*)
Manajemen transportasi umum, termasuk kereta api, memegang peran krusial dalam kemajuan suatu negara. Sistem transportasi yang efisien mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Pengembangan jalur kereta api, terutama rel ganda (double track), di Lampung sebagai solusi ramah lingkungan, dapat meningkatkan konektivitas antarkota dengan efisiensi tinggi.
Kita tau kemacetan di ruas jalan tertentu di Bandar Lampung sudah lumayan parah, dimana kendaraan pribadi mendominasi, sementara angkutan umum sudah jarang terlihat, kalah dengan jasa angkutan online. Belum lagi kemacetan saat kereta babaranjang bermuatan batubara melintas.
Calon Presiden RI, Anies Baswedan saat mengisi wawasan kebangsaan dengan mahasiswa Universitas Malahayati Bandar Lampung di Gedung Graha Bintang pada Kamis (7/12/2023), menyamapikan gagasan pembangunan jalur kereta api double track di Lampung yang menghubungkan Bakauheni-Tanjungkarang-Kertapati, dijanjikan tahun 2025 proyek tersebut sudah bisa dimulai.
Gagasan ini sangat relevan dalam merespons kebutuhan khusus masyarakat Bandar Lampung. Proyek kereta api untuk angkutan massal, bukan hanya tentang pembangunan infrastruktur, tetapi juga solusi integral untuk berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Proyek ini lebih dari pembangunan infrastruktur.
Proyek dia atas juga merupakan solusi integral untuk tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia. Konektivitas yang efisien menjadi kunci di era globalisasi dan kereta api rel ganda tidak hanya meningkatkan kapasitas angkutan, tetapi juga membuka peluang pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Selain dampak ekonomi, proyek ini juga dapat mengurangi kemacetan dan tingkat polusi udara. Alternatif transportasi yang efisien dapat mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke kereta api, mengurangi tekanan pada infrastruktur jalan dan memberikan dampak positif pada lingkungan.
Aspek penting lainnya adalah peningkatan konektivitas sosial. Kereta api ganda akan memudahkan mobilitas penduduk, mempererat ikatan sosial, dan meningkatkan aksesibilitas ke layanan publik, pendidikan, dan kesehatan.
Saya membayangkan berapa tahun kedepan bisa menikmati layanan angkutan kereta api tidak hanya trayek Bakauheni-Tanjungkarang-Kartapati, tetapi juga sampai ke Pesisir Barat Lampung yang melintasi beberapa Kabupaten seperti Lampung Tengah, Peringsewu, dan Tanggamus dan Lampung Barat dengan aman, nyaman, terjangkau serta terintegrasi dengan mode angkutan transportasi lainnya.
Pengalaman Anies Baswedan membenahi angkutan umum di Jakarta, harusnya menjadi modal kita untuk memberikan kepercayaan dukungan kepadanya untuk dapat mewujudkan janji kampanyenya bila kelak nanti terpilih.
(*) Warga Lampung pengguna angkutan umum