Oleh: Dr. H. M. Miptahuttoriq S.Sy. MA Al-Hafizh(*)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Terkadang kita lupa akan kekuasaan Allah. Diri kita merasa segalanya dari orang lain. Padahal semua yang kita miliki hanya bersifat sementara.
Segala sesuatu yang ada pada diri kita bisa Allah ambil kapanpun Ia mau.
Sifat merasa segalanya dari orang lain seharusnya kita kikis. Karena sifat tersebut pada dasarnya membuat kita jauh dari Sang Khaliq. Akan tetapi tidak ada kata terlambat untuk kita melunakkan hati dan sifat yang tidak disukai oleh Allah dan bahkan oleh sesama manusia tersebut.
Cara melunakkan hati dari sifat merasa segalanya dari orang lain salah satunya dengan selalu hadir di majelis ilmu. Agar kita mendapatkan curahan-curahan cahaya iman dari Allah SWT.
Kemudian dengan bercermin terhadap apa yang ada pada diri kita. Misalkan dengan cara melihat pada hal-hal yang Allah titipkan kepada kita.
Titipan Allah diantaranya hal yang kita anggap biasa, padahal sangat berguna seperti mata, telinga, dan lidah.
Titipan itu pada dasarnya harus menyadarkan kita sebagai manusia, dalam arti bersyukur kepada Allah. Didalam Al-Qur’an Allah Swt menyebutkan:
- Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur (Al-Nahl: 78)
Ayat diatas menjadi tamparan untuk kita. Bahwasanya kita bukan siapa-siapa kalau Allah tidak memberikan ridho-Nnya kepada kita.
Oleh karena itu, kunci dalam hidup kita adalah selalu banyak bersyukur atas apa yang Allah berikan, bukan sebaliknya.
Semoga Allah senantiasa meridhoi segala apa yang kita kerjakan dan menjadikan kita orang-orang yang bermanfaat untuk banyak orang.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
(*) Pengasuh Pondok Pesantren Quryatul Huffaz