Oleh: Dr. H. M. Miptahuttoriq S.Sy. MA Al-Hafizh(*)
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
Hidup ini tidak terlepas dari dua hal. Hubungan dengan Sang Khaliq dan hubungan antar sesama manusia. Segala sesuatunya selalu berkaitan, sesuai dengan firman Allah:
Kehinaan ditimpakan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia (Āli ‘Imrān :112)
Usaha yang kita tekuni dalam keseharian. Yang bertujuan untuk mendapatkan hidup yang layak dan mendapatkan status sosial di masyarakat tidak terlepas dari Sang Pemberi Rizki, yakni Allah SWT. Hal ini bertujuan akan mendapatkan keberkahan atas apa yang kita usahakan.
Begitu juga sebaliknya, Allah SWT tidak hanya memerintahkan kita sujud kepada Beliau saja. Akan tetapi menyuruh untuk berikhtiar dalam urusan kemaslahatan. Walaupun kita ketahui, semua yang kita lakukan terhitung ibadah kepada Allah. Selagi niatnya disandarkan kepada Allah SWT.
Baiknya hubungan antar sesama (hablumminan nas) harus dibarengi dengan hubungan yang baik dengan Dzat Yang Maha Kuasa (hablumminallah), keduanya tidak bisa dipisahkan. Karena keduanya satu kesatuan yang harus dijalani secara seimbang, layaknya pasangan yang saling melengkapi. Hubungan sosial, politik, ekonomi, dan budaya harus di jalani setiap insan untuk keseimbangan hadirnya insan di alam dunia. Seiring dengan itu hubungan dengan Sang Khalik harus di tunaikan, perintah Allah harus di kerjakan, puasa, sholat, zakat, haji adalah bagian dari perintah Allah pada tiap manusia.
Melaksanakan semuanya adalah hal yang harus bagi setiap insan. Ketidakseimbangan pada salah satunya akan menimbulkan efek yang berbeda bagi kehidupan.
Daripada hal tersebut, semoga Allah senantiasa menjadikan kita manusia yang diridhoi Allah. Karena hidup kita tidak terlepas daripada ajaran Al Qur’an dan Sunnah yang mengajarkan arti hidup sesungguhnya.
Semoga kita semua jadi manusia yang mampu dengan segala kekurangannya sebagai manusia menjalankan sesuai dengan tuntunan, dan menjadi makhluk yang mendapat ridho Allah Subhana Ta’ala baik di kehidupan dunia maupun di kehidupan kelak di akhirat.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
(*) Pengasuh Pondok Pesantren Quryatul Huffaz