Bengkulu, Kabarindonesia.co
Cahaya Perempuan Woment Crisis Center (WCC) Bengkulu dan Permampu bekerja bersama di delapan provinsi di Sumatera dalam Program Inklusi.
Bagi Cahaya Perempuan WCC dan Permampu, menjadi penting dalam tahun politik jelang pemilihan umum (pemilu) 2024 untuk mendialogkan isu perempuan bersama para calon legislatif (caleg) perempuan.
Program Inklusi yang dikerjakan oleh Cahaya Perempuan WCC dan Permampu dilakukan dalam bentuk pertemuan dan dialog politik perempuan. Seperti yang dilakukan di Provinsi Bengkulu, bertempat di Hotel Putri Gading pada Rabu (7/2/2024) pukul 09.00 WIB hingga selesai.
Direktur Eksekutif Cahaya Perempuan WCC Bengkulu, Leksi Oktaia menyampaikan, “Dialog politik antar komunitas dengan para caleg perempuan tersebut bagian dari memperkuat kapasitas sesama perempuan yang mau berjuang di ranah publik.”
Leksi juga menyampaikan dialog tersebut merefleksikan proses selama ini bahwa kebijakan keterwakilan perempuan pada Undang-Undang UU No. 7 tahun 2017 Tentang pemilu dan PKPU No. 10 tahun 2023 Tentang Pencalonan Anggota Calon Legislatif hanya sebatas kuntitas belum pada kulitas.
“Sehingga walaupun sudah ada perempuan yang duduk di legislatif tetapi belum tentu peka atau sensitif terhadap isu-isu perempuan,” kata Leksi.
Lebih lanjut, dialog politik para perwakilan FKPAR dan caleg perempuan di Provinsi Bengkulu tersebut juga memberikan kesempatan para caleg perempuan untuk menyampikan visi, misi, dan program prioritas mereka masing-masing.
“Dalam dialog politik itu terjadi proses negosiasi politik yang diakhiri dengan penandatangan kontrak politik sebagai bentuk komitmen bersama untuk lebih peduli dan mendukung kebijakan anggaran yang berpihak pada hak dasar perempuan pedesaan, perempuan miskin kota, dan perempuan korban kekerasan,” tegas Leksi.
Selain itu, dialog politik yang terjadi juga dimaksudkan menyuarakan dan mendesakkan masuknya isu-isu perempuan miskin pedesaan terutama menyangkut layanan dasar untuk pendidikan, kesehatan reproduksi, penghidupan, dan pelayanan komprehensif pada perempuan korban kekerasan seksual.
Dialog politik tersebut melibatkan perwakilan lebih dari 50 orang Forum Komunitas Akar Rumput dari Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang, Seluma, dan Kota Bengkulu.
Perwakilan FKPAR tersebut duduk bersama dengan caleg perempuan yang maju di DPR RI, DPD RI, dan DPRD kabupaten-kota. Para caleg perempuan tersebut berasal dari berbagi partai politik.
N. Sastro