Bengkulu, Kabarindonesia.co
Fakultas Hukum Universitas Bengkulu (UNIB) akan mengadakan kegiatan menyuarakan keprihatinan terhadap situasi negara dan bangsa Indonesia saat ini. Pembacaan keprihatinan tersebut rencananya akan diadakan di Gedung Magister Hukum UNIB pada Selasa (6/3/2024) pukul 08.00 WIB s.d selesai.
Sebagai inisiator pembacaan keprihatinan, Guru Besar Fakultas Hukum UNIB Prof. Dr. Herlambang S.H., M.H., menyampaikan bahwa pembacaan keprihatinan ini bukan bertujuan untuk mendukung calon presiden dan partai politik tertentu.
“Kami prihatin atas kondisi demokrasi Indonesia saat ini. Demokrasi yang ada sudah mengabaikan etika dan moral. Perilaku saling hujat, menohok, dan mencela dengan kasar dipertontonkan pada publik termasuk anak-anak bangsa,” kata Herlambang.
Herlambang juga menyoroti dugaan proses mobilisasi aparatur sipil negara (ASN) dan fasilitas negara yang makin berani dilakukan untuk pemenangan pihak tertentu.
“Aksi keprihatinan merupakan sikap kita untuk menyuarakan atas dugaan perilaku dan perbuatan yang tidak baik. Jangan sampai proses berdemokrasi pasca reformasi yang dibangun dan diwariskan pada generasi ke depan semakin tak berintegritas dan tak bermartabat,” lanjut Herlambang.
Gerakan Aksi Keprihatinan juga mengundang kalangan akademisi, aktivis mahasiswa, aktivis demokrasi, dan anti korupsi.
“Gerak dari kampus diharapkan memberi kesadaran dan sikap kritis pada pemerintah, penyelenggara, dan kontestan pileg serta pilpres. Untuk taat pada kebijakan yang ada dan menunjukkan etika yang baik pada publik dan anak-anak dalam menjalankan demokrasi,” ujar Herlambang.
Guru Besar Fakultas Hukum UNIB ini menyampaikan proses kampanye seharusnya menjadi proses pendidikan politik dengan menampilkan gagasan-gagasan perubahan ke depan, debat yang saling menghargai, dan kampanye yang dialogis.
Ia juga berharap para guru besar, aktivis mahasiswa, aktivis demokrasi, dan aktivis anti korupsi diharapkan bisa menyebarluaskan upaya gerakan mengawal demokrasi dalam beberapa hari ke depan bersama masyarakat.
“Agenda atau upaya ini menjadi sikap yang paling mungkin dilakukan bersama pasca aksi keprihatinan besok pagi,” tegas Herlambang.
Herlambang juga menyatakan membuka ruang bagi para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ingin terlibat dan bersikap terhadap kondisi bangsa dan negara Indonesia saat ini.
“Walau kita di Bengkulu tapi bagian dari Indonesia dan kita perlu bersikap atas kondisi yang makin memprihatinkan ini,” kata Herlambang.

N. Sastro