Mengenal Autisme

- Editor

Jumat, 8 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: Gisela Gita

Ilustrasi: Gisela Gita

Oleh: Farah Deba Istiqomah (Pemerhati Autisme)

Mengutip dari buku berjudul ‘Autisme: Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak’ yang di tulis oleh Faisal Lubis Yatim, seorang ahli kesehatan masyarakat dan epidemiolog. Dalam bukunya ini ia mengatakan sudah sejak tahun 1938 sebenarnya dr. Leo Keanner (seorang dokter spesialis penyakit jiwa) melaporkan bahwa dia telah mendiagnosa dan mengobati pasien dengan diagnosa sindrom autisme yang disebut infantile autism. Untuk menghormatinya, autisme disebut juga Sindrom Kenner.

Autisme bisa dilihat dengan gejala tidak mampu bersosialisasi, mengalami kesulitan menggunakan bahasa, berperilaku berulang-ulang, serta bereaksi tidak biasa terhadap rangsangan sekitarnya.

Dari situs Alodokter dipaparkan juga dipaparkan bahwa Autisme adalah gangguan perilaku dan interaksi sosial akibat kelainan perkembangan saraf otak. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sulit berkomunikasi, berhubungan sosial, dan belajar.

Autisme disebut juga sebagai gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD). Istilah spektrum sendiri mengacu pada gejala dan tingkat keparahan penyakit ini yang berbeda-beda pada tiap penderitanya.

Gangguan yang termasuk dalam ASD adalah Sindrom Asperger, gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS), gangguan autistik, dan childhood disintegrative disorder (Sindrom Heller). Kondisi ini sering kali dikaitkan juga dengan Sindrom Savant.

Anak penderita autisme memerlukan perhatian dan dukungan ekstra dari orang tuanya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mendampingi anak dengan autisme agar dapat menunjang tumbuh kembangnya dan membantunya beraktivitas dengan lebih mandiri.

Cara mendampingi anak dengan autisme tentu berbeda dengan anak lain yang tidak memiliki kondisi serupa. Hal ini karena autisme membuat anak sulit berkomunikasi dan menunjukkan emosinya kepada orang lain.

Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui bagaimana cara mengasuh dan mendampingi anak penderita autisme guna mendukung tumbuh kembangnya dan membangun interaksi sosialnya dengan orang lain.

Beberapa Gejala Gangguan Autisme Pada Anak

Gejala autisme umumnya dapat terlihat sejak anak berusia 3 tahun. Namun, ada pula yang menunjukkan gejala sejak anak lahir. Beberapa gejala yang ditunjukkan anak penderita autisme adalah (1) Menghindari kontak mata dan jarang menunjukkan ekspresi wajah, (2) Melakukan gerakan berulang, misalnya mengulang kata (termasuk latah) dan mengayunkan tubuh ke depan dan ke belakang, (3) Menghindari atau menolak kontak fisik dengan orang lain, (4) Berbicara dengan nada tidak biasa, misalnya datar seperti robot, (5) Tidak merespons saat namanya dipanggil, meski kemampuan mendengarnya normal, (6) Tidak mau berbagi, berbicara, atau bermain dengan orang lain, (7) Tidak memiliki minat bermain bersama anak-anak lainnya, (8) Tidak mampu memulai atau meneruskan percakapan, bahkan hanya untuk meminta sesuatu, dan (9) Senang menyendiri seperti memiliki dunia sendiri.

Baca Juga :  Keseimbangan Kerja Pada Kehidupan Perempuan Pekerjan

Hingga saat ini, gangguan autisme belum bisa disembuhkan. Namun, terdapat beberapa pilihan pengobatan atau terapi yang dapat dilakukan untuk membantu anak penderita autisme agar bisa belajar dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan mandiri.

Berikut ini adalah beberapa penanganan yang dapat dilakukan untuk anak dengan autisme. Pertama, pemberian obat-obatan. Dokter dapat memberikan obat-obatan, misalnya obat antidepresan, stimulan, atau obat antipsikotik untuk mengurangi gejala autisme, seperti hiperaktif, sulit konsentrasi, atau sering tantrum. Kedua, pemantauan dan stimulasi tumbuh kembang. Cara memantau dan menstimulasi tumbuh kembang anak dengan autisme tentu berbeda dengan anak yang tidak memiliki kondisi serupa. Oleh karena itu, orang tua dari anak yang menderita autisme perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai berbagai cara untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Metode ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya terapi bermain, menggambar, atau bermain musik.

Psikoterapi juga bisa dilakukan pada anak autis. Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) yang bertujuan untuk melatih cara berpikir atau fungsi kognitif dan cara bertindak anak dengan autisme. Terapi ini juga bertujuan melatih anak penderita autisme agar dapat berinteraksi dengan sekitarnya dan melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.

Selain itu, ada pula pilihan terapi lain yang juga dapat digunakan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak dengan autisme, yaitu terapi wicara dan okupasi.

Baca Juga :  Dampak Pemulihan Lingkungan pada Perdagangan Karbon di Indonesia

Mendidik dan mendampingi anak penderita autisme memerlukan kesabaran lebih dan pengetahuan yang benar tentang kondisi ini. Oleh karena itu, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter atau psikiater untuk memantau perkembangan si kecil dan mendapatkan saran yang tepat demikian diterangkan oleh dr. Kevin Adrian dalam situs Alodokter. Semakin dini autisme ditangani, semakin efektif penanganan yang diberikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk menyadari gejala yang dialami anak penderita autisme.

Tantangan yang dihadapi Anak-Anak dengan Autisme dan Keluarganya adalah Anak-anak dengan autisme seringkali mengalami diskriminasi, terutama dalam hal pendidikan dan karir di masa depan, keterbatasan akses kesehatan dan Pendidikan dikarenakan banyak keluarga yang tidak memiliki akses terhadap perawatan kesehatan dan program pendidikan khusus, serta Perawatan dan intervensi untuk anak-anak dengan autisme bisa sangat mahal, sehingga keluarga punya tambahan beban finansial.

Dalam hal ini tindakan dan intervensi untuk anak-anak dengan autisme meliputi terapi perilaku kognitif adalah yerapi yang membantu anak-anak untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial. Serta interaksi orangtua-anak dilatih untuk berinteraksi dengan cara yang efektif dan menciptakan keberhasilan bersama.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, autisme terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia, hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita autisme.

Di Indonesia, terdapat beberapa organisasi masyarakat sipil, program pendidikan, dan badan pemerintahan yang dapat membantu keluarga dengan anak-anak yang memiliki autisme. Salah satu organisasi adalah Pusat Hiperaktif dan Autisme Indonesia.

Jadi harapan kita semua, masa depan anak-anak dengan autisme memiliki keunikan dan potensi manusia yang luar biasa. Sudah saatnya kita mengaburkan batasan dan menemukan cara bergaul yang saling memperkaya. Dengan dukungan dan pengembangan yang baik, anak-anak dengan autis bisa tumbuh menjadi pribadi yang berkembang dengan siap menghadapi dunia ini. Semoga.

Berita Terkait

Fenomena “Orang Kuat Lokal” Dalam Politik di Propinsi Jambi
Koalisi di Atas Kertas, Manuver di Bawah Meja: Drama Syarif Fasha Ketua DPW Nasdem Jambi
Cerutu Toscano, N Sebelas di Rumdis BH 12
Pemilih Muda Era Digitalisasi : Menuju Pilkada 2024
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLTU Semaran
Darurat Judi Online, Negara Harus Hadir
Bersama FKPPI: Bertekad Mendukung Terwujudnya Indonesia Bersih Narkoba Melalui Semangat P4GN
Keterbukaan Informasi Publik Terkait PLTU Semaran Penting Bagi Masyarakat
Berita ini 50 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 5 Desember 2024 - 11:43 WIB

Fenomena “Orang Kuat Lokal” Dalam Politik di Propinsi Jambi

Sabtu, 9 November 2024 - 20:21 WIB

Koalisi di Atas Kertas, Manuver di Bawah Meja: Drama Syarif Fasha Ketua DPW Nasdem Jambi

Senin, 19 Agustus 2024 - 11:27 WIB

Cerutu Toscano, N Sebelas di Rumdis BH 12

Selasa, 16 Juli 2024 - 11:55 WIB

Pemilih Muda Era Digitalisasi : Menuju Pilkada 2024

Jumat, 5 Juli 2024 - 19:37 WIB

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLTU Semaran

Senin, 1 Juli 2024 - 11:36 WIB

Darurat Judi Online, Negara Harus Hadir

Minggu, 9 Juni 2024 - 16:31 WIB

Bersama FKPPI: Bertekad Mendukung Terwujudnya Indonesia Bersih Narkoba Melalui Semangat P4GN

Sabtu, 1 Juni 2024 - 19:11 WIB

Keterbukaan Informasi Publik Terkait PLTU Semaran Penting Bagi Masyarakat

Berita Terbaru

Maaf !!! Tidak Dapat Disalin