Kebun Tebu, Lampung Barat, Kabarindonesia.co
Matahari belum terlalu tinggi ketika Suherman (41), petani yang merupakan warga Pekon (Desa) Tribudi Sukur sampai ke kopi miliknya yang terletak di area Register 46 A Talang Bojong, Pekon Tribudi Sukur, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat pada Jum’at (1/3/2024).
Perjalanan untuk sampai ke kebun kopi milik Suherman memerlukan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Setiba di kebun, Suherman menyempatkan diri untuk berkeliling di kebun kopi seluas kurang lebih 1 hektar itu. Sontak senyum cerah tergelar dibibirnya.
“Alhamdulilah buah kopi sepertinya bagus di tahun 2024. Mudah-mudahan hasilnya maksimal sesuai harapan,” kata Suherman.
Dalam luasan kebun kopi 1 hektar, Suherman dan petani lainnya bisa menanam sekitar 2.500 pohon kopi jenis robusta. Baik Suherman dan yang berharap dari kebun seluas itu mereka bisa mendapat 2 ton kopi kering tahun ini.
“Tahun lalu (2023) saya dan petani lain gigit jari Pak. Kami hanya dapat hasil 5 kwintal kopi kering/hektar,” ujar Suherman.
Bapak dua anak itu menuturkan, jika tahun 2024 ini bisa mendapatkan hasil 2 ton kopi dari kebun seluas satu hektar miliknya, maka ia berharap ekonominya dan keluarga bisa lebih baik.
“Apalagi kalau harga kopi ketika mulai musim nanti yang biasanya di bulan Juni sampai Agustus masih stabil. Saya dan kawan-kawan petani pasti gembira,” harap Suherman.
Harapan Suherman memang bukan berlebihan, sampai saat ini, harga kopi robusta di Lampung Barat menembus angka 52.000/kg.
“Saya dan petani lainnya juga punya harapan lain. Kami berharap kedepannya diperhatikan oleh pemerintah dan wakil-wakil rakyat yg terpilih. Kami minta mereka bisa memperjuangkan hak- para petani seperti mendapatkan pupuk, pestisida, dan herbisida dengan tidak terlalu sulit. Kami juga butuh harga sembako bisa terjangkau oleh oleh rakyat kecil seperti kami,” ujar Suherman.
Harapan serupa juga disampaikan oleh petani kopi lainnya seperti Yana di Pekon Pura Mekar, Kecamatan Gedung Surian, Haerul Abadi di Pekon Gunung Sugih, Kecamatan Balik Bukit, dan bisa jadi seluruh petani kopi di Kabupaten Lampung Barat.
M. Latif