Pringsewu-Anggur, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia pasti sudah pernah mencicipi bahkan hobi memakannya. Namun masyarakat Indonesia juga pasti akan heran jika melihat tanaman anggur bisa tidak sekedar tumbuh, tapi juga berbuah di Indonesia.
Memang bukan pekerjaan gampang untuk membuat anggur sebagai tanaman endemik sub-tropis untuk bisa berbuah dan menghasilkan nilai ekonomi di Indonesia.
Ketua DPD Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia (ASPAI) Kabupaten Pringsewu masa bakti 2023-2026, Agung Hariatmoko berkenan membagikan kiat-kiatnya dalam melakukan budidaya anggur.
Kepala Biro Kabar Indonesia Pringsewu, Muhlasin mendapatkan kesampatan melakukan wawancara khusus dengan Agung Hariatmoko dikediamannnya di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu pada Selasa (31/10/2023) pukul 19.00 WIB. Berikut wawancara lengkapnya.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Sejak kapan Pak Agung mulai tertarik menanam dan budidaya anggur dan apa alasannya?
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Kalau saya budidaya anggur baru 2 tahun, sejak Covid-19 kemarin.
Awalnya iseng-iseng nanam anggur. Sharing ya sama temen-temen komunitas anggur. Ternyata itu berhasil.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Karena Covid dan tidak ada pekerjaan. Covid kemarin sisi baiknya memang ngasih banyak inspirasi bagi sebagian orang. Terus kendalanya apa Mas?
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Kendalanya sama dengan tanaman hortikultura lainnya. Anggur sebenarnya tidak suka air hujan. Maka penyakit utama anggur di seluruh dunia itu jamur. Antisipasinya kita harus memperhatikan cuaca untuk pengendalian jamur.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Terus Mas, anggur itukan bukan tanaman asli tropis. Apakah anggur bisa cocok dan berbuah di daerah kita yang tropis?
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Anggur memang asli tanaman sub-tropis. Anggur biasa hidup di iklim dengan 4 musim. Musim gugur, dingin, semi, dan musim panas.
Saat musim gugur daunnya rontok. Musim dingin kena salju, batang mudanya mati, patah, dan meninggalkan batang tua.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Itu pruning alami Mas?
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Bener Mas. Begitu musim semi, batang tua tumbuh tunas kembali dan jadi bakal buah. Sedangkan di negara tropis hal itu tidak akan terjadi. Tanpa bantuan manusia, anggur tidak akan berbuah.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Tapi artinya bisa Mas?
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Bisa. Maka harus ada rekayasa supaya bisa berbuah.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Tapi bukan rekayasa genetika?
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Bukan Mas. Hanya rekaya pemotongan ranting agar bisa berbuah.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Sekarang sudah berapa varietas yang dibudidayakan dan varietas apa yang paling memiliki nilai ekonomi tinggi? Mohon dijelaskan
Agung, Petani Anggur :
Kalau di sini (tempat saya) ada 80 varietas. Yang sudah berbuah ada 32 varietas. Dari 32 itu ada yang dieliminasi karena kurang cocok, kurang adaptif, banyak penyakit, atau buahnya kecil-kecil. Ini tidak kita rekomendasikan.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Ada berapa yang direkomendasikan?
Agung, Petani Anggur :
Ada sekitar 20-an.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Ya termasuk bagus itu ya?
Agung, Petani Anggur :
Ya Mas. Yang termasuk adaptif, tahan jamur, produktivitasnya bagus, dan rasanya juga enak.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Terus ini adalah hal baru Mas lalu bagaimana tanggapan lingkungan mulai dari keluarga, teman, tetangga, Pemerintah Pekon sampai Pemkab Pringsewu? Mohon dijelaskan.
Agung, Petani Anggur :
Kalau awalnya karena kita iseng-iseng, kita masih bertanya-tanya oo…perlu matahari full, kita tanamlah di tempat yang kena matahari full. Terus ternyata berbuah dan banyak. Terus kata keluarga dan yang lain, ya sudah kita manfaatkan pekarangan yang ada saja. Terus di halaman ada beberapa pohon yang kurang bermanfaat, kita tebang, dan kita ganti anggur.
Terus dari pihak kecamatan, dari kabupaten responnya baik.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Dari pihak pekon bagaimana Mas?
Agung, Petani Anggur :
Dari pihak pekon awalnya KWT saja. Justru pihak Kecamatan Ambarawa wakt itu yang mendorong kami untuk ikut tampil di Pringsewu Expo.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Kabupaten bagaimana?
Agung, Petani Anggur :
Karena waktu itu terus ramai, orang Pringsewu heran anggurnya bisa buah. Terus kita diundang Pak Bupati, ditanya-tanya. Emang anggur cocok ya di Pringsewu? Terus ditanya ada komunitasnya gak? Kita bukan hanya komunitas, kita bahkan ada asosiasinya.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Apa nama asosiasinya Mas?
Agung, Petani Anggur :
Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia (ASPAI). Kita di bawah binaan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian. Jadi SK-nya itu juga dari Dirjen Hortikultura yang mengeluarkan.
Sama Pak Pj (Bupati) ditanya bisan nggak dibentuk di Pringsewu? Karena kita banyak teman-teman di Pringsewu ya lalu kita bentuk ASPAI. Terus saya disuruh jadi ketuanya.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Terus kalau menurut pengalaman njenengan, apakah anggur punya nilai ekonomi di Indonesia?
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Sangat punya nilai ekonomi.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Apa harapan Pak Agung kedepannya bagi kemajuan budidaya anggur di Pringsewu?
Agung, Petani Anggur :
Jadi gini nah anggur itukan prospeknya masih sangat luas. Karena anggur yang ada di pasaran (Indonesia) itu 100% impor. Seratus persen impor, 100.000 ton/tahun. 100.000 ton/tahun kalau lihat data BPS.
Akhirnya kawan-kawan ASPAI difasilitasi dan ditantang oleh Dirjen Hortikultura, terus dipertemukan sama importir. Nah mereka menantang kita untuk tahun 2030 nanti, mereka siap jadi pembeli. Mereka siap beli sebesar 20% dari 100.000 ton. Berartikan 20.000 ton.
Kan ada jeda antara panen dari bumi selatan sama bumi utara. Nah jeda itu kita yang suruh ngisi. Nah untuk sampai ke tahun 2030 dari mana gitu?
Kalau untuk Pringsewu harapannya, ya kita tanamlah setiap rumah. Minimal untuk tahun depan itu satu rumah tanam dua.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Kalau harapannya dari pemerintah apa Mas?
Agung, Petani Anggur :
Harapannya keterlibatan pemerintah dapat memfasilitasi untuk memberikan bibit dan pendanaan supaya masyarakat nanti yang menanam. Kita akan memberikan pendampingannya sampai berbuah. Sampai kemudian nanti kalau 2030 kita panen besar kita bisa ikut. Kalau ada kelebihan panen, kita bisa masuk ke pasar nasional.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Kalau dengan cita-cita itu, yang sebanyak 20.000 ton, kira-kira kita harus menanam berapa ratus ribu batang?
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Enggak usah 20.000, kalau misalkan di Lampung aja itu 1500 ton/tahun, kalau dengan potensi 1 pohon 5 kg, oke layak jual, itu yang jempolannya. Anggaplah nggak usah 3 kali panen tapi 2 kali panen. Berarti 10 kg/pohon, berarti 150.000 pohon yang Kalau kita kepingin punya target 1.500.
Pertanyaannya, yang dari mana, lahan siapa, dan siapa yang akan mengerjakan? Disitulah keterlibatan pemerintah diharapkan. Bisa dari dana desa, dari CSR perusahaan atau dari dinas-dinas terkait.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Artinya keterlibatan pemerintah itu mutlak sangat penting?
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Mutlak diperlukan, untuk misalkan, Pak bulan Juni nanti pasar butuh. Kita yang akan mengkoordinasi supaya pruningnya serentak, supaya jadi satu panennya. Supaya jadi satu angkutan misalkan oh bisa dapat 10 ton ada sebuah sistem atau sirkulasi yang banyak sampai kemudian kita bisa produksi secara kontinu.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Oke Mas Agung Mas Agung terima kasih banget ini. Mas Agung ini pemilik Larasati Garden, yang owner-nya Mas Agung.
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Satu hal lagi ini. Nah kalau misalkan angan-angan kita setiap rumah menanam ada empat pohon empat pohon satu deret atau satu dusunlah enggak usah 1 Desa ya, mungkin begitu tahun kedua atau tahun ketiga itu kan bisa jadi desa wisata.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Sesuatu yang agak lebih lebih luas lagi ya?
Agung, Ketua ASPAI Pringsewu :
Benar. Perekonomian bisa bergerak orang bisa datang timbang atau diambilkan di situkan ada pergerakan ekonomi. Ada yang pecelnya laku, laku keripiknya bahkan kalau ada kerajinan tangan bisa langsung dari anggurkan.
Muhlasin, Kabar Indonesia :
Terima kasih Mas Agung ya atas kesempatannya dan Insya Allah mudah-mudahan ini bisa didengar oleh pemerintah baik Kabupaten Pringsewu bahkan Desa Ambarawanya dan syukur-syukur Bapak Menteri juga mendengarkan seperti itu. Supaya kita kemudian bisa melangkah lebih jauh lagi.
Mudah-mudahan cita-cita Mas Agung dan kawan-kawan dan ini saya juga punya cita-cita seperti itu mudah-mudahan kita bisa membangun Ambarawa Pringsewu dan kemudian Indonesia.