Perserikatan Solidaritas Perempuan Kritisi Pemilu 2024

- Editor

Selasa, 13 Februari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan, Arma Yanti Sanusi. Foto: Dokumentasi Pribadi

Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan, Arma Yanti Sanusi. Foto: Dokumentasi Pribadi

Jakarta, Kabarindonesia.co

Melalui pernyataan sikapnya, Perserikatan Solidaritas Perempuan (SP) sebagai sebuah organisasi organisasi gerakan perempuan yang 33 tahun secara konsisten memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia bersikap kritis terhadap pemilihan umum (Pemilu) 2024 di Indonesia.

Arma Yanti Sanusi, Ketua Badan Eksekutif Nasional SP menyampaikan bahwa SP memantau perkembangan Pemilu 2024 ternyata jauh dari praktik-praktik demokrasi.

“Pesta demokrasi Pemilu 2024 yang menyedot anggaran hingga Rp 76 triliun, nyatanya menimbulkan banyak penyimpangan-penyimpangan sehingga jauh dari demokrasi,” kata Arma.

“Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif dan Presiden, serta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) seharusnya menjadi momentum demokrasi, tidak hanya prosedural, melainkan secara substantif menjadi ruang proses untuk mewujudkan keadilan, kesejahteraan, Hak Asasi Manusia dan Hak Asasi Perempuan yang adil, setara dan inklusif,” lanjut Arma.

Arma menilai, pemilu dan pilkada mestinya bukan sekedar ajang persaingan partai politik dan politisi untuk memperoleh atau memperluas kekuasaan, melainkan bagian dari proses pendidikan politik, sekaligus momentum untuk memilih dan memberi legitimasi untuk kepentingan rakyat yang berasaskan keadilan dan kemanusiaan serta non diskriminatif dan anti kekerasan dalam politik pemerintahan.

“Namun, fakta yang terjadi dari masa ke masa, justru menunjukkan dominasi kepentingan yang menyebabkan pemilu dan pilkada tidak lagi menjadi momentum demokrasi yang substantif, melainkan menjadi proses transaksi politik untuk kepentingan segelintir orang dan terbatas pada upaya melanggengkan kekuasaan sekelompok elit politik yang tidak berpihak pada hak-hak manusia yang adil dan beradab,” ujar Arma.

Baca Juga :  Perempuan Petani Lebong Dalam Cengkeram Pestisida

Perempuan asal Lampung ini juga menyatakan, dalam sistem politik hari ini, rakyat hanya disajikan pilihan terbatas, yang lebih mewakili kepentingan politisi dan oligarki ketimbang kepentingan rakyat, terlebih kepentingan perempuan.

Berbagai situasi ketidakadilan masih mewarnai situasi kehidupan perempuan yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Situasi ini menunjukkan bahwa kebijakan dan program yang dikelola pemerintah dan anggota legislatif masih jauh dari keberpihakan terhadap perlindungan hak dan pemenuhan kepentingan untuk kesejahteraan perempuan. Pembatasan akses dan kontrol perempuan dalam berbagai pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber-sumber kehidupan masih dilakukan oleh negara maupun aktor non-negara.

Atas berbagai anomali demokrasi politik di Indonesia dalam pemilu 2024 tersebut, SP dengan tegas menyatakan sikap politiknya sebagai berikut:

  1. SP sebagai organisasi yang memegang teguh prinsip nonpartisan. Artinya bahwa SP secara tegas tidak berpihak atau mendukung salah satu partai politik ataupun kandidat Calon Presiden maupun legislatif. SP juga tidak bekerjasama dalam salah satu politik, maupun beberapa partai politik tertentu dalam bentuk pelaksanaan program, baik yang terkait peningkatan kapasitas, kampanye, dan lain sebagainya
  2. SP berpegang teguh untuk menolak dan menentang keras segala bentuk ataupun tindakan yang menjadikan perempuan sebagai objek/alat maupun korban dari tindakan eksploitasi dan kekerasan maupun intimidasi yang dilakukan untuk tujuan memenuhi kepentingan partai politik atau elit politik tertentu, serta menolak dan menentang apapun keputusan, maupun rancangan program yang merugikan kepentingan perempuan. Untuk itu, sikap kritis dari seluruh entitas perserikatan dalam melihat rekam jejak maupun agenda/partai politik adalah hal yang mutlak di dalam menggunakan hak pilihnya.
  3. Menolak politik uang dalam bentuk apapun. Praktik politik uang seringkali menegasikan kepentingan politik perempuan, dimana agenda-agenda substantif terkait demokrasi, hak asasi manusia, dan hak asasi perempuan dikalahkan dengan strategi para calon eksekutif dan calon legislatif yang memanfaatkan kebutuhan jangka pendek masyarakat. Politik uang juga akan memperkuat sifat koruptif negara yang merugikan masyarakat terlebih perempuan
  4. Menolak keras Politisasi Agama yang setidak-tidaknya diwujudkan dengan tidak terlibat dalam kelompok, maupun kegiatan apapun yang menggunakan politisasi agama, serta melakukan depolitisasi melalui pengorganisasian dan strategi pelaksanaan mandat lainnya. Politisasi Agama yang menguat tidak hanya berdampak dalam momentum Pemilu tapi juga berkontribusi terhadap berbagai kebijakan maupun tindakan diskriminatif yang mengatasnamakan agama.
Baca Juga :  Berdasar Real Count KPU, PKB Lampung Timur Berhasil Unggul di Empat Dapil 

Untuk itu, SP menyerukan dalam momentum politik 2024 kepada seluruh perempuan di Indonesia untuk bersikap kritis menentukan pilihan politiknya dengan melihat rekam jejak kandidat/partai politik yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan hak asasi perempuan, maupun cara-cara politisasi agama, serta mengutamakan agenda-agenda kepentingan perempuan dalam pilihannya.

“Perempuan Indonesia juga mesti bersikap kritis dan terus mengawal terhadap hasil pemilu 2024, termasuk agenda-agenda pemimpin terpilih ke depan,” tegas Arma.

Ibnu Khotomi

Berita Terkait

IWO Kecam Teror Kepala Babi Ke Kantor Tempo, “Ancaman Nyata Terhadap Kebebasan Pers”
FSPI Desak Kejaksaan Agung Usut Dugaan Korupsi yang Libatkan Noer Fajriansyah Terkait Kasus Impor Gula Tom Lembong
H. Abu Bakar Jamalia : Kami Perjuangkan Status PPPK Penuh Waktu
Ratusan Honorer Tuntut P3K di Depan Kantor Bupati Bungo
Sterilkan!!! Kawasan Cagar Budaya Nasional dari Stockpile serta Perusahan yang Mengancam Masyarakat dan Kawasan Cagar Budaya!!!
Kemenpora: Wujudkan Gen Z Berkualitas Melalui Ekosistem Pendidikan dan Kewirausahaan
JEB Adakan Dialog Publik Peta Jalan Transisi Energi yang Adil dan Berkelanjutan
Paman Acong Dipercaya Menjadi Bendahara JMSI Pusat
Berita ini 49 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 22 Maret 2025 - 16:21 WIB

IWO Kecam Teror Kepala Babi Ke Kantor Tempo, “Ancaman Nyata Terhadap Kebebasan Pers”

Rabu, 5 Februari 2025 - 19:28 WIB

FSPI Desak Kejaksaan Agung Usut Dugaan Korupsi yang Libatkan Noer Fajriansyah Terkait Kasus Impor Gula Tom Lembong

Rabu, 5 Februari 2025 - 12:00 WIB

H. Abu Bakar Jamalia : Kami Perjuangkan Status PPPK Penuh Waktu

Jumat, 24 Januari 2025 - 17:12 WIB

Ratusan Honorer Tuntut P3K di Depan Kantor Bupati Bungo

Sabtu, 2 November 2024 - 18:11 WIB

Sterilkan!!! Kawasan Cagar Budaya Nasional dari Stockpile serta Perusahan yang Mengancam Masyarakat dan Kawasan Cagar Budaya!!!

Jumat, 1 November 2024 - 10:09 WIB

Kemenpora: Wujudkan Gen Z Berkualitas Melalui Ekosistem Pendidikan dan Kewirausahaan

Minggu, 27 Oktober 2024 - 18:11 WIB

JEB Adakan Dialog Publik Peta Jalan Transisi Energi yang Adil dan Berkelanjutan

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 10:10 WIB

Paman Acong Dipercaya Menjadi Bendahara JMSI Pusat

Berita Terbaru

Maaf !!! Tidak Dapat Disalin