Rata Agung, Pesisir Barat, Kabarindonesia.co-Warga Pekon (Desa) Rata Agung, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung mempertanyakan kondisi dan aset Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) setempat pada Selasa (16/1/2024).
Warga Desa Lemong menduga perusahaan pelat merah tingkat dekon tersebut mati suri dan tidak lagi memiliki aktivitas apapun.
Warga juga mulai mempertanyakan keberadaan penyertaan modal yang dikucurkan ke BUMDesa melalui Dana Desa.
“Apabila memang tidak ada kegiatan, atau aktifitas BUMDes, sementara ada penyertaan modal, kemana anggaran itu,” kata warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya.
Warga juga mengira, sebelum dikucurkan penyertaan modal, seharusnya perencanaan bisnisnya mesti harus sudah siapkan. Kemudian setelah perencanaan bisnis matang dan disetujui, baru bisa dikucurkan penyertaan modal.
Menurut warga tersebut, meski sudah ada penyertaan modal untuk BUMDesa Rata Agung, sampai sekarang tidak ada wujud dalam bentuk kegiatan atau barang apapun. Sementara penyertaan modal telah dikucurkan.
“Maka wajar jika warga curiga dan menduga ada yang kurang beres dalam pengelolaan BUMDesa Rata Agung,” sambung sumber tersebut.
Pada gilirannya, menurut si sumber, penyertaan modal yang diharapkan mampu menghidupi perusahaan menjadi mubazir dan terkesan buang anggaran. Maka, ia dan warga Desa Rata Agung lainnya memerlukan pemeriksaan atau audit terhadap penyertaan modal yang telah dilakukan.
“Ini dugaan lho, gini saja, sebagai perumpamaan sederhana. Kita ini punya uang untuk belanja, tapi ternyata tidak dibelanjakan. Kemana duitnya? Banyak gosip dan dugaan akhirnya, maka bisa curiga bagi-bagi atau lainnya,” ujar si sumber lagi.
Terhadap kondisi BUMDesa Rata Agung, pihaknya (warga) meminta pihak terkait seperti pihak Kecamatan Lemong dan Inspektorat Kabupaten Pesisir Barat untuk melakukan penelusuran dana BUMDes Rata Agung.
“Kami harap ini menjadi perhatian semua elemen terkait, untuk mengungkap kondisi penyertaan modal BUMDes di Desa Rata Agung ini,” tegasnya.
Sementara itu Peratin Pekon Rata Agung, Wardana yang dihubungi melalui telepon seluler belum menjawab, baik sambungan telepon langsung maupun pesan yang disampaikan para jurnalis.
Joni Irawan