Lampung Tengah – Untuk memutus mata rantai kejahatan seksual dan bullying Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng) keliling ke sekolah-sekolah termasuk ke SMP Negeri 4 Way Pengubuan pada Kamis (12/10/2023) untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terkait perundungan, bahaya pergaulan bebas, dan bahaya narkotika.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua LPA Lamteng Eko Yuono, Puskesmas Way Pengubuan, bidan desa, dan Bapas Lamteng.
Ketua LPA Lamteng Eko Yuono mengatakan, “Berdasarkan data yang ada kekerasan seksual di tahun 2021 sebanyak 118 kasus, 2022 sebanyak 134 kasus, dan 2023 sebanyak 93 kasus. Untuk perundungan dan kekerasan fisik 47 kasus tahun 2021, 2022 sebanyak 67 kasus, dan 2023 perhari ini 58 kasus.”
Hal tersebut disampaikan Eko Yuono dalam arahannya di depan para peserta yang terdiri atas siswa kelas 7, kelas 8, dan kelas 9 SMPN 4 Way Pengubuan.
Menurut Eko Yuono terjadi kecenderungan peningkatan kasus dari tahun ke tahun. Penyebab kenaikan tersebut menurutnya karena, pertama faktor keluarga, lingkungan, pergaulan, dan media sosial. Kedua, ketidaktahuan terkait dampak perbuatan, sangsi hukum, dan sangsi sosial. Ketiga, lebih kepada pemahaman agama dan aqidah yang minim.
Upaya yang telah dilakukan oleh LPA Lamteng untuk mengatasi semua masalah itu adalah dengan memberikan edukasi dan sosialisasi.
“Tapi LPA Lamteng terkendala dengan luasnya wilayah dan sekolah yang jumlahnya ribuan. Sehingga tidak mungkin bisa kita berikan edukasi semuanya. Kami juga memiliki anggaran yang terbatas. Jauh panggang dari api,” kata Eko Yuono.
Eko juga menyampaikan jika peran pemerintah terutama Dinas Pendidikan Kabupaten Lamteng masih sangat jauh dari harapan.
“Mestinya Dinas Pendidikan Lamteng dengan demikian banyaknya kasus kekerasan seksual, perundungan, dan narkoba yang menjadikan anak-anak korban ataupun yang menjadi tersangka, sudah harus bisa mencarikan solusi. Kira-kira apa yang harus dilakukan terkait pencegahannya,” ujar Eko.
Ia juga mengungkapkan jika pola pencegahan segala hal di atas harus dilakukan pola menggandeng semua komponen yang ada di Lamteng. Ia khawatir jika tidak serius maka bisa menjadi bom waktu bagi Kabupaten Lamteng 2-4 tahun ke depan.
Eko Yuono juga berharap pihak pemerintah kampung di Lamteng bisa terlibat dan membantu upaya menyelamatkan generasi muda dan anak-anak.
Eko Yuono lebih lanjut mengatakan sekarang sebenarnya pemerintah kampung terbantu dengan adanya Dana Desa (DD). Rata-rata perkampung di Lamteng bisa dapat DD 1 milyar. Kalau misalnya perkampung bisa menganggarkan 50 juta saja untuk keperluan terkait perlindungan anak sesuai Permendes Nomor 17 Tahun 2018, maka kalau dikalikan 300 kampung maka sudah bisa terkumpul 15 milyar.
“Tinggal sekarang kira-kira pemerintah mau atau tidak untuk bersama-sama bagaimana supaya bisa masif melakukan pencegahan terkait dengan perlindungan anak,” tegas Eko Yuono.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 4 Way Pengubuan Syahroni menyampaikan “Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada LPA Lamteng bersama tim yang sudah sudi kiranya datang ke tempat kami dan memberikan edukasi serta sosialiasi tentang bahaya perundungan, perilaku seks bebas, dan narkoba.”
Hidayati