Lebong, Kabarindonesia.co
Dalam dua pekan terakhir lebih dari 300 H tanaman padi di tiga desa di Kabupaten Lebong mengalami kekeringan dan serangan wereng coklat.
Serangan wereng yang terjadi dalam dua pekan terakhir melanda Desa Talang Bunut, Desa Garut, dan Desa Tabeak.
Salah satu petani, Hasandi (60) menjelaskan serangan terjadi sejak memasuki musim hujan.
“Padi milik saya yang diserang wereng saat ini telah berumur 35 dan 25 hari,” kata Hasandi pada Senin (29/1/2024).
Untuk pengendalian wereng, dalam dua pekan ini Hasandi telah melakukan tiga kali penyemprotan dengan beragam jenis pestisida dan dua kali pemupukan.
“Sudah tentu ada pengeluaran tambahan lebih banyak untuk pembelian pestisida tenaga kerja,” keluh Hasandi.
Dalam pengamatan Hasandi, untuk setiap rumpun padi miliknya terdapat 3-5 ekor induk wereng coklat. Dalam perkembangbiakan satu indukan wereng coklat bisa menghasilkan telur 50-60 butir dan selama siklus hidupnya bisa menetas hingga 3.000 ekor anak.
Menurut Hasandi, serangan wereng coklat makin menjadi ketika persawahan miliknya mengalami kekeringan sejak satu bulan terakhir akibat kerusakan pada aliran utama Irigasi Embong Kanan.
Hasandi menyampaikan jika kerusakan irigasi Embong Kanan ini telah disampaikan Bupati Kabupaten Lebong, Kopli Ansori, Kepala Dinas PUPR, dan Ketua DPRD Kabupaten Lebong.
Salah seorang tokoh masyarakat yang juga mantan Kepala Desa Talang Bunut, Chalidi mengatakan, “Kalau tidak ada upaya perbaikan segera irigasi tersebut maka akan lebih dari 300 H sawah di empat desa akan mengalami kekeringan atau keterlambatan dalam turun bersawah.”
Chalidi menjelaskan saat ini saja petani telah mengalami keterlambatan hampir satu bulan tanam dibanding dari persawahan wilayah lain di Lebong.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Lebong, Hedi Parindo menyampaikan pihaknya belum menerima laporan dari petani atau kepala desa dari 4 desa yang terdampak serangan wereng coklat.
“Kami baru akan melakukan peninjauan kelapangan besok hari. Setelah itu baru bisa menentukan tindakan pengendalian yang mungkin akan dilakukan,” kata Hedi.
Hedi Parindo juga berupaya melakukan pemompaan air Sungai Ketahun untuk mengatasi kekeringan yang terjadi.
N. Sastro