Pesisir Barat – El Nino yang menyebabkan kemarau berkepanjangan di sebagian wilayah Indonesia juga melanda Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar). Selain dampak terhadap suhu yang lebih panas, El Nino dan kemarau juga dirasakan berdampak pada perekonomian masyarakat Kabupaten Pesibar.
Dari penelusuran ke 2 pasar tradisional, Pasar Way Batu dan Pasar Pagi Krui, nampak lengang dan banyak kios-kios dan lapak pedagang kecil tutup dan sebagian gulung tikar.
Oyong (45) salah satu pedagang di Pasar Pagi, Kelurahan Pasar Kota, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat ini mengatakan, “Semua pedagang sepi, omset turun drastis, dan semua jadi mahal. Apalagi harga beras sekarang tinggi dan daya beli masyarakat berkurang jauh.”
Tak jauh beda dengan Oyong, pedagang lainnya, Suryani (35) yang biasa dagang di Pasar Pagi, Kelurahan Pasar Kota, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat mengatakan, apa-apa mahal, pasar sepi, dan banyak kios yang tutup.
“Sekarang ini untuk berbicara untung besar itu sudah mimpi. Bisa bertahan dengan keadaaan sekarang saja pedagang sudah syukur,” ujar Suryani.
Pendapat yang hampir sama juga disampaikan Ruspan (47). Ruspan yang biasa berdagang bawang di Pasar Way Batu, kini pindah ke depan Kantor Pemkab Pesibar akibat di tempat lama sepi pembeli.
Baik Oyong, Suryani, dan Ruspan berharap, pemerintah segera dapat memberikan solusi. Terutama untuk harga sembilan bahan pokok (sembako).
Sementara itu, dilansir dari Media Lampung pada Rabu (27/9/2023), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), mencatat 18.668 keluarga penerima manfaat (KPM) menjadi sasaran bantuan cadangan pangan pemerintah (CPP) beras yang akan digulirkan pekan depan.
Dikatakannya, “Kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama tiga bulan dari September hingga November 2023. Untuk jumlah beras yang dibagikan itu yakni 10 Kg untuk masing-masing KPM sasaran.”
Menurutnya, bantuan beras ini disalurkan sebagai respon pemerintah terhadap naiknya harga beras di pasaran.
Joni Irawan