Jambi, KabarIndonesia.co
Hari ini kamis (22/2/2024), Universitas Islam Negeri (UIN) STS Jambi kembali menggelar prosesi pengukuhan guru besar (gubes) baru. Pengukuhan enam guru besar itu akan berlangsung di Auditorium Chatib Quzwain, Kampus II UIN STS Jambi-Sei Duren.
Dijadwalkan Menteri Agama akan memimpin pengukuhan keenam guru besar tersebut. Mereka adalah Prof Dr As,ad Isma M.Pd, Prof Dr H Marwazi M.Ag, Prof Samsu S.Ag. M.Pd.I Ph.D, Prof Dr H Kasful Anwar US M.Pd, Prof Dr Rusmini S.Ag M.Pd. I dan Prof Dr Badarussyamsi. S.Ag.MA.
Rektor UIN STS JAmbi, Prof Dr As,ad Isma M.Pd mengatakan bahwa pengukuhan merupakan sarana untuk saling menimba ilmu. Selain itu, pengukuhan ini juga sekaligus menjadi tambahan energi bagi UIN. Energi itu akan mendorong UIN untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan inovasi di masa mendatang.
“Pengukuhan ini menjadi sarana untuk saling berbagi ilmu, termasuk untuk memperlihatkan transparansi dan publikasi. Tentunya pengukuhan ini juga menjadi momentum untuk menjadi tambahan energi bagi UIN, untuk berkontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di masa mendatang,” ucapnya yang juga ikut dikukuhkan. Sudah menjadi rahasia umum, Prof As’ad nyaris setahun sudah menyandang predikat gubes, namun belum dikukuhkan karena ada ‘kran yang tersumbat’ pada kepemimpinan rektor sebelumnya.
Guru besar adalah motor penggerak bagi perguruan tinggi. Jumlah guru besar mampu mendongkrak nilai akreditasi pada sebuah kampus. Semakin banyak guru besar, maka akan semakin dekat juga sebuah universitas untuk mendapatkan akreditasi “unggul”.
Saat ini, UIN Jambi telah memiliki 19 orang guru besar dan puluhan yang sedang dalam proses pengajuan. Dan obsesi Prof As’ad mentargetkan pada tahun 2027 jumlah gubes di UIN sebanyak 60 orang termasuk dari perguruan tinggi keagamaan yang berada di bawah naungan Kopertais XIII Jambi.
Prof Dr H Kasful Anwar US M.Pd gubes lainnya yg juga dikukuhkan menambahkan, pengukuhan guru besar menjadi langkah awal bagi UIN untuk memberikan kontribusi bagi bangsa dan Provinsi Jambi khususnya. Untuk itu, ia mendorong para guru besar untuk terus melanjutkan penelitian dan kontribusinya. Pasalnya, eksistensi guru besar akan diakui jika mampu memberikan sumbangsih nyata di bidang ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat.
“Gelar guru besar adalah langkah awal bagi kita untuk memberikan kontribusi besar. eksistensi guru besar diakui melalui kontribusi nyata pada ilmu pengetahuan. Selain itu, tentunya juga kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat,” ujar Kasful yang juga Dekan Fakultas Ushuluddin UIN itu.
Prof lainnya Badarussyamsi mengungkapkan rasa bangganya pada kelima guru besar baru lainnya . Ia menilai, pemaparan hasil riset para guru besar memberikan makna bagi UIN maupun masyarakat secara umum.
“Mendengar orasi para guru besar tentu sangat senang dan bangga karena risetnya menghadirkan sesuatu yang begitu bermakna untuk masyarakat. Salah satu tugas cendekiawan adalah melihat dan membaca hamparan semesta untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa untuk masyarakat,” pungkasnya.
Prosesi upacara pengukuhan guru besar adalah acara yang sangat penting, tidak saja bagi guru besar yang dikukuhkan, tetapi juga bagi universitas tempatnya mengabdikan ilmu dan pengetahuan.
Guru besar adalah seorang guru, pendidik, dan juga peneliti. Mereka memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar, tidak hanya pada institusi yang menaunginya, melainkan pada masyarakat, daerah dan negara. Mereka juga harus terus menambah dan membagi ilmunya pada generasi muda. (tpw)