Lebong, Kabarindonesia.co
Serangan hama wereng coklat diduga menggagalkan panen padi petani di empat desa di seberang Sungai Ketahun, Kabupaten Lebong.
Bila dilihat kondisi padi saat ini, Selasa (27/2/2024) kondisi padi yang ada di sawah mengalami hampa dan memutih.
Seorang petani sawah, Hasandi (60) telah berupaya semaksimal mungkin melakukan penanganan terhadap serangan wereng coklat tersebut.
“Hampir setiap lima hari sekali saya semprot pakai pestisida untuk basmi induk dan telor wereng. Termasuk melakukan pemupukan agar pertumbuhan padi bisa terbantu,” kata Hasandi.
Hasandi mengeluhkan hama wereng tetap saja membuat tanaman padinya mengalami kehampaan.
“Saya sudah mengeluarkan sudah hampir dua juta rupiah untuk pembelian pestisida, yang nyemprot saya sendiri,” kata Hasandi.
Toh (58) seorang petani sawah lainnya sampai menitikkan air mata melihat padinya kian kerdil dan banyak yang putus akibat patah pada tangkai daun padi.
“Saya sudah pasrah dan tak punya modal lagi untuk membeli pestisida dan pupuk,” keluh Toh.
Hasandi dan Toh menyampaikan, pada minggu kedua Februari 2024 lalu sempat ada gerakan penyemprotan bersama dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan Lebong.
Menurut Hasandi Dinas Pertanian dan Perikanan serta Penyuluh Hama Penyakit Tanaman dari Provinsi Bengkulu telah membuat rekomendasi atas kejadian ini sehingga keberadaan wereng coklat siklusnya putus atau pergi dari Lebong.
Namun, Hasandi dan Toh menyampaikan bahwa sampai saat ini tidak ada gerakan lanjutan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Lebong yang lebih luas area penyemprotan bersama lintas desa.
“Gerakan itu hanya sekali saja, belum ada kelanjutannya lagi,” kata Hasandi.
Menurut Hasandi dan Toh ini salah satu penyebab populasi wereng coklat tetap tinggi hamparan sawah tersebut.
Kini, para petani hanya tinggal pasrah saja dan kemungkinan tidak ada yang akan mau membantu mengetam padi yang sudah sebagian besar mengalami kehampaan.
N. Sastro