Napoleon, Seorang Jenderal Juru Taktik Ulung Atau Seorang Ditaktor?

- Editor

Minggu, 22 Oktober 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Sebuah Resensi Film Napoleon)

Sutradara: Ridley Scott
Pemain: Joaquin Phoenix, Vanessa Kirby, Ludivine Sagnier, Tahar Rahim, Catherine Walker, Matthew Needham, John Hollingworth, Jonathan Barnwell, Ben Miles
Produser: Ridley Scott, Kevin J. Walsh, Mark Huffam, Joaquin Phoenix
Penulis: David Scarpa
Penata Musik: Martin Phipps
Sinematografer: Dariusz Wolski
Produksi: Apple Studio, Scott Free Pruduction
Durasi: 158 menit
Bahasa: Inggris

Pada Senin (10/7/2023) Sony Pictures Entertainment telah resmi merilis trailer film terbaru berjudul Napoleon. Film yang menceritakan kisah jenderal ikonis Prancis Napoleon Bonaparte ini dikabarkan akan tayang perdana pada 23 November tahun ini.

Melalui trailer yang dirilis terlihat beberapa adegan menegangkan terutama ketika era Revolusi Prancis di tahun 1793. Raja Prancis Louis XVI dieksekusi di hadapan para masyarakat.

Film ini disutradarai oleh Ridley Scott dan diperankan oleh beberapa aktor ternama Hollywood seperti Joaquin Phoenix, Vanessa Kirby, hingga Ludivine Sagnier. Film yang menceritakan sejarah ini akan menampilkan perjalanan hidup serta kisah cinta Napoleon Bonaparte.

Alur Film

Menceritakan sejarah dan asal-usul Jenderal ikonis asal Prancis Napoleon Bonaparte (Joaquin Phoenix) ketika era Revolusi Prancis di tahun 1793. Adapun film ini memperlihatkan bagaimana Bonaparte bisa melangkah menuju kekuasaan.

Selain menayangkan tentang kelihaian Napoleon sebagai juru taktik perang, film ini juga menceritakan hubungan adiktif dan sering berubah-ubah dengan istrinya dan cinta sejatinya Josephine yang diperankan oleh Vanessa Kirby. Melalui trailer yang telah dirilis film ini akan menggambarkan beberapa peristiwa dan perang yang diprakarsai oleh Napoleon Bonaparte.

Baca Juga :  6 Provinsi Rumpun Melayu di Indonesia Ramaikan MWCF 2024

Kisah bermula ketika Bonaparte berhasil merebut kekuasaan politik di Prancis dalam aksi kudeta tahun 1799, ia kemudian memahkotai dirinya sendiri sebagai kaisar di 1804.

Karakternya yang ambisius sekaligus ahli strategi yang menonjol dalam kemiliteran membuatnya berani melawan koalisi negara-negara Eropa dan memperluas kekuasaannya.

Perjalanan Napoleon dipenuhi dengan intrik dan kisah cinta yang sangat kompleks. Ia jatuh cinta dengan seorang janda yang berumur 6 tahun lebih tua dan memiliki 2 anak remaja.

Meski sudah menikah lebih dari satu dekade, ia tak kunjung memiliki penerus sehingga Napoleon memutuskan untuk bercerai dengan Josephine de Beauharnais.

Tarik ulur kisahnya dapat dilihat dari trailer yang sudah ditayangkan belakangan ini. Ditunjukkan juga bagaimana sosok Napoleon yang cerdas dengan taktik politik dan militernya.

Kesuksesan Napoleon tak abadi karena setelah melakukan invasi ke Rusia, ia mengalami keruntuhan dan dengan cepat turun dari tahta dua tahun kemudian yang membuatnya diasingkan ke pulau Elba.

Baca Juga :  Dialog Publik Malay Writers And Cultural Festival dilaksanakan di Jambi

Kontroversi Film Napoleon

Dilansir dari BBC Indonesia, sutradara film Napoleon Ridley Scott memberikan komentar pada sebuah wawancara dengan majalah film Empire tentang seorang Napoleon sebagai, “Saya membandingkan [Napoleon] dengan Alexander Agung, Adolf Hitler, Stalin. Dengar, dia punya banyak hal buruk dalam rekam jejaknya.”

Komentar itu segera mengundang kemarahan orang Prancis. Mereka segera menyerang balik dan mengoreksi si orang Inggris yang kurang ajar itu.

“Hitler dan Stalin tidak membangun apa-apa dan hanya membuat kerusakan. Napoleon membangun hal-hal yang masih ada sampai sekarang,” kata Pierre Branda, direktur akademis Fondation Napoléon kepada surat kabar The Telegraph.

Thierrry Lentz dari Fondation Napoléon berkata di dalam artikel yang sama, “Napoleon tidak menghancurkan Prancis atau Eropa. Warisannya dirayakan, diterima, dan dikembangkan setelah dia meninggal.”

Jurnalis Perancis dan kolumnis di surat kabar Telegraph Anne-Elisabeth Moutet setuju bahwa Napoleon tidak sebanding dengan Hitler atau Stalin. “Dia [Napoleon] tidak membangun kamp konsentrasi,” katanya.

“Dia tidak secara khusus membantai kelompok minoritas tertentu. Ya, memang ada polisi politik yang intrusif, tetapi masyarakat biasa dapat hidup sesuka mereka dan mengatakan apa saja yang mereka inginkan.”

Moutet mengatakan bahwa orang Prancis memandang Napoleon utamanya sebagai seorang reformis.

Agus Guntoro

Berita Terkait

MWCF Dikusikan Perkembangan Manuskrip Melayu
MWCF Angkat Tajuk Artificial Intelligence dan Masa Depan Sastra Indonesia
Peneliti dan Penulis Cerita Anak Nasional Meriahi MWCF 2024
6 Provinsi Rumpun Melayu di Indonesia Ramaikan MWCF 2024
Wizzow Luncurkan Lagu Terbaru “POV” untuk Menggugah Para TikTokers
Ticya Ajak Pendengar Merasakan Sensasi Berlari dalam Mimpi Melalui Single Barunya
Dialog Publik Malay Writers And Cultural Festival dilaksanakan di Jambi
Ruang Kreatif Adakan Acara Talk Show Terkait Tambang Batu Bara Di Sarolangun Bersama Praktisi Hukum
Berita ini 20 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 11 Oktober 2024 - 18:26 WIB

MWCF Dikusikan Perkembangan Manuskrip Melayu

Jumat, 11 Oktober 2024 - 18:23 WIB

MWCF Angkat Tajuk Artificial Intelligence dan Masa Depan Sastra Indonesia

Jumat, 11 Oktober 2024 - 18:18 WIB

Peneliti dan Penulis Cerita Anak Nasional Meriahi MWCF 2024

Kamis, 10 Oktober 2024 - 14:47 WIB

6 Provinsi Rumpun Melayu di Indonesia Ramaikan MWCF 2024

Selasa, 10 September 2024 - 13:59 WIB

Wizzow Luncurkan Lagu Terbaru “POV” untuk Menggugah Para TikTokers

Sabtu, 7 September 2024 - 13:14 WIB

Ticya Ajak Pendengar Merasakan Sensasi Berlari dalam Mimpi Melalui Single Barunya

Minggu, 16 Juni 2024 - 12:00 WIB

Dialog Publik Malay Writers And Cultural Festival dilaksanakan di Jambi

Sabtu, 23 Maret 2024 - 23:27 WIB

Ruang Kreatif Adakan Acara Talk Show Terkait Tambang Batu Bara Di Sarolangun Bersama Praktisi Hukum

Berita Terbaru

Maaf !!! Tidak Dapat Disalin