Kota Jambi, KabarIndonesia.co
Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK) membangun kolaborasi dengan berbagai pihak (multi stakeholder) yang diperlukan dalam tujuannya untuk menunjang suksesi jaringan kaum muda dalam rangka perlindungan hutan secara holistik, dan kaum muda adalah energi terbesar dan terdepan untuk menjadi pengawal kehutanan yang sangat kita butuhkan. Papar Danial Perwadani program manager JPIK Nasional kepada kabarindonesia.co.
Di Jambi sendiri kawasan Hutan Nasional yang dijaga secara Nasional, di Sorong Papua Barat komunitas adat didorong untuk terlibat melindungi kawasan hutan.
Ditengah dorongan Issue Internasional yang harus di sikapi dengan cepat dan baik serta di sebarluaskan ke komunitas- komunitas yang terlibat langsung dengan kawasan hutan dan hutan adat harus jadi kawasan yang harus di jaga dengan sepenuh hati. Melibatkan semua pihak terutama para pemngku kebijakan agar mengambil kebijakan yang pro kepada kepentingan masyarakat.
Acara di buka oleh Direktur Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK) Hardi Yuda pukul 09.00 Wib “Saya berharap banyak masukan yang di hasilkan dari keterlibatan aktiv para peserta FGD (Fokus Grup Diskustion)” ujarnya kepada reporter kabarindonesia.co
Ikuten Barus dari Gita Buana menyampaikan “kawasan hutan banyak peruntukannya, dan kawasan Taman Nasional adalah salah satunya, sebagai sumber hutan yang “dijaga” oleh semua pihak”.
Senada dengan itu, Suhendra dari Perwakilan Dinas Kehutanan menyampaikan “Kawasan yang harus dijaga dengan melibatkan semua pihak, pelanggaran seperti illegal logging, perambah hutan dan penanaman di kawasan Taman Nasional masih terjadi”.
Hadir juga Pembicara dari Polda Jambi, diwakili oleh AKBP Darma Adiwaluyo Kasubnit IV Polda Jambi melalui pembicara nya AKP Sahir mengatakan “Dalam Pengamanan dan Penegakan Hukum di Propinsi Jambi banyak pihak yang harus terlibat. Seperti dari Dinas Kehutanan, Kementrian Lingkungan Hidup, Aparat Mulai dari tingkat Polsek, Polres sampai Polda Jambi”.
Sultan